BREAKING

Senin, 22 Juli 2013

Manajah Antang - Kekuatan Supranatural Dayak

Indonesia adallah negara yang paling bnyak suku dan ras, baik Madura, Jawa, Sunda, Bugis, dan Dayak, bahkan masih bnyak lagi yang lainnya, oleh karena itulah Indonesia adalah negara yang pling banyak di minati oleh orang-orang luar Indonesia. Pada dasarnya Indonesia memiliki laut yang luas yang di hiasi oleh tumbuh karang terbaik dan ikan yang terbanyak di dunia dan memiliki pulai yang begitu banyak nan indah, lag mempunyai hutan yang sangat luas, gunung, sungai, tanah yang sangat subur suhu yang yang sedang di bandingkan dengan negara lain.Indonesia terkenak juga dengan suku-suku etnisnya, salah satunya adalah Dayak, suku Dayak adalah suku yang hiidupnya di pedalaman Kalimantan, meraka berasing dari suku-suku yang lain, suku dayak sangatlah peka dengan kekuatan spiritualnya dan juga sangat terbukti dengan kesaktiannya oleh karena itulah wajar orang Barat menamanakan suku Dayak dengan Suku Kanibal.

Suku Dayak sangatlah peka dengan sebuah mitos, kaerann mitos;lah yang menjadi sumber rujukan meraka selama ini, mulai dari nenek moyang meraka hingga sekarag, mitos adalah sebuah cerita yang menceritakan cerita massa silam yang berkaitan dengan keyakinana dan kekeuatan spiritual. Dalam mitos ada terdapat sebuah keyakinan tentang roh-roh yang berada di alam sebelah yang bisa di mintai peertolongan dengan ppersyaratan-persayaratan yang sangat mudah di dapat bagi suku mereka, yaitu dalam sebuah uapara yaangmereka namakan dengan Manjah Antang, apa sebenarrya arti dari manajah dan antang, dan dari mana asal-usul manjah antang dan bagaimana persyaratan-persyaratan yang harus di lakukan ketika hendak memulai ritual tersebut dan bagaimana tentang pantangannya? Berikut adalah sedikit ulasan mengenai permasalahan tersebut.

Manajah
Jika di telusuri dari pokok dasar katanya maka, Manajah di ambil dari asal kata bahasa Sangiang. Yang artinya di termajemahkan dalam bahasa sehari-hari dayak Ngaju adalah Mantebau, mengahau, mangatah, manambawa, sedangkan Najah adalah sebuah kata dasar dari Manajah yang berartikan tebau, ngabau, Nagtah. Jika di tinjjauu dari sebauh kamus Dayak Indonesia maka kata Manajah mempunyai arti dengan Memangil, sedangkan Tajah panggil, seruan, pekikan,perbedaan arti di atas bukanlah hal yangcukug di siknifikan tetapi pada dasarnya mempunyai maksut yang saama ketika sang Tawur.

Antang
Antang adalah bahsa dari suku dayaak nagju yang dapat di artikkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Burung yang beradaa di udara, dalam dunia orang Dayak burung itu sangat banyak (Antang itu banyak) seperti Antang Bijang, Antang Bahadang, Antang Pipit, Antang Tanjaung dan masihbanyak lagii ragamnya Anytang dari kalangan Dayak. Tetaapi keterangan tersebuut di persempit dengan mengemukakan yang di maksut Antang itu adalah Burung Elang yang berada di udara (Elang Biasa)Antang Alam atau Anatang Manuk, akan tetapi ppada kenyataan yang di adakan atau yang di maksut dalam kalimat Antang dalam konsep salah satu ritual Dayak adalah memanggil Antang Ganan Tajahan, Antang ini di katakan oleh suku dayak adalah sosok elang Sakti Antang tersebut pada mulanya adalah seorang Manusia Gaib yang berasal dari alam lain.
Memaanggi Antang bukanlah sesuatu yang gampaang untuk ddi lakukaan, memanggil Antang harus di sertai deagan namanya, di ceriatakan bahwa Antang ini bertugas menjaga suatu kamppung dari segaala musibah, akan tetapi dia di seratai dengan Patahu. Oleh sebab itulah nama Antang juga berbeda-bedaa tergantung dengan tugas apa yang di kerjaakan untuk masyarakat yang dayak yang sudah melakukan kedekatan spiritual dengannya. Ada yang bernama Antang Layang Bagunting Lamiang yang di sinyalir tempat di desa Tumbang Hakau, sedangkan di Kurun ada Antang Pating Tumbang Tarusan, Antaang Passing Hulu Rungan, Antang lawang Karai, Antang Telu Hakanduang Kumpang, Antang Kayu Tumbang Simpul.

Asal Usul Antang
Sipenulis Jurnal mengataka bahawa mencari asal usul Antang bukanlah semudah mencari beras di toko beras, akan tetapi mencari sebutir beras di padang pasir, di karenakan sulitnya melacak jejak Antang dan tidak ada bukti yang akurat secara Ilmiyah untuk mengkonsepkan hal demikian. Di samping demikian si penulis Jurnal juga mengatakaan bahwa selain buktii yang nyata yang sukar di peroleh juag di karenakn faktor penjelsan dari waraanna atau sesepuh setemmpatt yaang berbeda-beda. Ada yang menagataakan bahwa Antang yang di maksut adalh keturunan Manusia pertama. Menurutnya bahwa segala makhlluk yang kejadiaannyaa bberasal dari darah yang ppertaama tersebut menjadi mush bagi manusia kecuali Antang dan Pantahu.

Selain penjelasan di atas mengenai Antang dan pantahu ada lagi sebuah penjelasan lisan bahwa Antang dan Pantahu itu adalah keturunan maha raja Bunu yang termasuk dari sembilan turun dan sembilan lapis, yang sudah berpindah ke alam Gaib, (Menjadi manusia gaib) dan tidak mati sesuai dengan janji Hatalla. Mengenai persoalan Antang bisa di panggil dalam seebuah upacara yang di perrintahakan oleh Ranying Haatalla yang konon katanya telah membagi tugas kepada para anak buahnya, salah satunya adalah Antang. Selain itu juga ada salah satu pendapat lagii yang mengatakan kenapa Antang bisa di panggil, karena Antang merupakan nenek moyang dari bangsa Dayak sendiri.

Asal Usul Tajahan
Antang adalah sosok makhluk yang berbagai macam orang berpendapat ada yang mmengatakan dari kalangan Burung, manusia yang berpindah alam (Ke alam gaib) ada yang mengatakan itu sebagi sosok manusia yang sudah wafat tapi masih bisa di minyai pertolongan, sebagai sebuah pendapat mengenai Antang Manajah, pemanggilan Antang di tempat yang namanya Tajahan, menurut suku dayak Tajahan adalah sebuah tempat yang tidak jauh dari kawasan penduduk, selain itu merekan juga mengatakan bahwa Tajahan itu sebgai tempat Karamat. Menurut Hans Scharer dalam bukunya “Ngaju Religion” mengatakan bahwa Taajahan ada dua macam, Tajahan Tiwah dan tajahan Kayau, mengenai tajahan tiwah itu ternyata dibuat oleh para suku Dayak setelah malaksanakan upacara Tiwah ppada zaman silam, sedangkan tajahan Kayau yaitu tajahan yang di buat oleh suku dayak pada massa silam ketika menyambut seseorang dari mengayau, selain pendpat tersebut adalagi sebuah pendapat yang mengatakan bahwa tajahan itu memang ada dua, tapi bukan yang di katakn di atas tersebut melainkan adalah Tajahan Taluh dan Tajahan Ain Uluh Kalunen.

Tajahan Taluh adalah Tajahan yang tidak dibuat oleh manusia, ia begitu saja ada secara murni, pada kebiasaannya tajahan ini berada di tengah-tengah hutan yang jauh pada tempat tinggal penduduk selain itu konon ceritanya tenpatnya pun juga sangat angker, mengenai cirinya adalah banyaknya pohon diwung yang tumbuh di sekitar tajah tersebut, pada masyarakat Dayak menamai tajahan seperti ini dengan Pahewan. Mengenai Tajahan ain uluh kalunen adalah tajahan yang dibuat oleh tangan-tangan Manusia(Khususnya suku Dayak sendiri. Mengenai tanda tajah seperti ini biasanya dengan banyaknya patung-patung di sekkitar Tajahan. Menurut suku Dayak mengenai tajahan yang di buat oleh tangan manusia ini ada beberapa macam di antaranya adalah tajahan halamung Balanga, Tajahan Tiwah dan tajahan Kayau dan yang terakkhir adalahtajahan ain uluh Kabuat, suku dayak ketika membuat tajahan bukanlah sesuatu yang gampang, tidak sembarang dan tidak asal-aslan di karenakan bahwa tajahan yang di buat oleh suku Dayak ini sesuai dengan perintah orang gaib atau makhluk halus dengan cara menampakkan dirinya terhadap orang pilihan tersebut. Teetapi jika sesorang yang di temui makhlus halus tersebut yang di perintahkan untuk membuat tajahan maka pemberian nama tajahan itu sesuai dengan nama si pembuatnya, misalnya: tajahan Ohong, yang bertenpat di Kuala Kurun.

Mengenai penghuni dari tajahan tersebut, baik dari tajahan yang lahir secara murni dan lahir dengan perbuatan manusia sendiri, di antara penghuni yang di yakini oleh suku dayak sendiri adalah: Nyaring Pampahilep, para suku dayak menganggap penghuni yang satu ini dengan Iblis, Jin dan Roh-roh gaib lainnya yang di yakini sebagai sosok yang mau membantu para penduduk jika di mintai pertolongan, selain itu yang paling utama menurut suku Dayak penghuni itu tajahan adalah Antang.

Suku dayak juga meyakini tentang kabulnya harapanyang teah di minta mereka teerhadap Antang tersebut yang beertemppat di Tajahan, tetapi mereka juga beranggapan bahwa tidak semua Tjahan ada Antangnya, hanya tajah tertentu saja yang ada Antangnya. Seluruh penghuni tajahan yang berupa roh-roh semuanaya adalah jahat tidak terkacuali Antang yang suka menolong manusia, selain itu jika saja manusia tidak memberi sesajen kepadanya maka Antang akan memberikan malapetaka kepada manusia tersebut selian itu jika tempat mereka (Tajah) di gangguu atau di rusak maka Antang akan memberikan malapetaka juga kepada manusia.

Kerusakan Tajahan bagi suku Dayak adalah sangat di takutkan, oleh karena itulah suku Dayak jika ada keruusakan atau ada yang merusak Tajahan maka akan di adakan denda dan kkemudian di adalah upacara permohonan ampun terhadap penghuni tajahan tersebut, dan uniikknya, penghuni tajahan tersebuut konon katanya makanannya adlah darah mentah.

Manajah Antang
Suku dayak pada umumnya sangat di edentikan dengan nuansa spiritual dan mereka sangat percaya dengan hal-hal yag gaib dan mistis. Mistis adallah jiwa bagi mereka, satu hari saja mereka hidup tanpa adanya kekuatan spiritual yang sudah mereka yakini,meraka akan merasa kurang sempurna dalam kehidupannya, begitu juga kekuatan mistis yang ada di dalam upara Manjah Antang ini.

Manajah antang pada umumnya adallah adalah sebuah upacara yang di lakukan sukuu Dayak untuk memanggil roh-roh Gaib untuk di mintai sesuatu baik itu tanda-tanda ataupun petunjuk yang berhubungan dengan kelangsungan dan kebahagiaan manusia ppada umumnya, yang bertujuan untuk ke masa depan, upacara ini merupakan salah satu upacara yang di katakan oleh bangsa dayak sebagai permohonan kepada sang Tuhan daam rangka mengatasi persoalan aspek keehidupan.

Uapcara manajah antang adallah jalan terakhir yang mereka lakukan untuk mengatasi perso’alan hidupnya, baik itu kketika mendapatkan musibah atau dalam keadaan-keadaan yang sangat penting seperti;
  • Dalam keadaan perang.
Ketika suku dayak hendak melakukan suatu peperangan maka uppacara manajah antang ini akan di lakukan, pelaksanaan upacara manjah antang ini akan di lakukan sebelum berangkat peperangan untuk mengetahui siapa yang bakalan menang, ini untuk mempermudahh jika saja mereka sudah tahu mereka bakalan kalah, maka meraka tidak jadi berangkat perang dan sebaliknya.
  • Peristiwa orang hilang.
Ketika ada salah satu warga dari suku dayak di nyatakan hilang (tidak ada di tempat tersebut) maka suku dayak akanb melaksanakan uapacra manajah Antang tersebut untuk mengetahui apakah yang hilang ini masihh hidup ataukah sudah wafat, kalau wafat apa sebabnya, dan kalau masih idup di dia berada sekarang.
  • Orang yang sakit keras.
Suku dayak juga menggunakan upacara manajah antang sebagai upacara yang di adakan ketika ada dari suku dayak sakit keras untuk mengetahui apakaah orang tersebut masi bisa di sembuhkan atau tidak bisa lagi,, jika masih bisa di sembuhkan maka bagaimanacara menyembuhkannya, dan siapa yang bisa menyembuhaknnya dan di mana tempat orang tersebut.

  • Untuk mendirikan lokasi tempat mendirikan kampung.
Suku dayak sangat mempercayai dnegan kekuatan mistis yang mereka miliki dan mereka yakini, hingga pada saat memelih lokasi untuk medirikan perkampungan saja tetap menggunakan upacara manajah antang sebagi perwakilan untuk di tanyai di mana tempatnya, subur atau tidak tanahnya, banyak atau tidak makanannya di tempat tersebut , air sungainya bagaimana, ada apa di sana. Pada masa silam peemilihan ini di lakukan oleh para nenek moyang mereka ketika hendak mencari tepat tinggal yang nyaman untuk di jjadikan perkampungan.

 Asal Usul Upacara Manajah Antang
Suku dayak dalah agama yang di katakan dengan agama etnis, dari sinilah tercipta sebuah nama agama yag di katakan dengan Kaharingan, agama suku dayak banyak sekali yang menyamakannya dnegan agama Budha dan Hindu, akan tetapi secara keyakinan yang di anut oleh suku Dayak ada sedikit perbedaan begitu pula jika di tinjau dari aspek upacara yang mereka lakukan. Salah satunya adalah upara yang di katakan dengan manajah antang.

Manajah antang diceritakan bahwa pada jaman dahulu manajah antang ini juga di lakukan oleh orang-orang atas langit (kayangan) di antaranya adalah Lewu Batu Nindang Tarung, Liang angkar Bantilong Nyaring. Batu Nindan Tarung merupakan tempat Raja Bunu menerima segala ajaran dan berbagai macam tata_upacara sebe;ul dia dan sebelum keturunanannya di turunkan ke pantai Danun Kalunen. Dengan demikianlah masyarakat Dayak lebih meyakini tentang kebennarannya langsung yang bersal dari Hatalla.
Suku dayak sangatlah kuat dan meyakini dengan Mitos yang di anggaf sebagai panduan kehidupan mereka, oleh karena itulah pada permasalahan ini mereka juga meyakini Manajah Antang dengan sebuah Mitos, mitos tersebut adalah:
“setelah sekian lama kketurunan Raja Bun telah tinggal di temapat yang telah di tentukan oleh Ranying Hatalla yaitu Lewwu pantai daun Kelunen. Berbagai macam permasalahan yang mereka alami, mereka tidak memiliki tata aturan dalam kehidupan mereka telah memulai melupakan segala aturan dan ajran dari Ranying Hatalla. Keadaan yang seperti ini di oleh ranying Hatallasebagai kadaan yang tidak baik, kemudian Ranying Hatallla mengirim utusannya untuk turun ke pantai danum Kalunen dan memberikan ajaran kepada semua keturunan Raja Banu, sedangkan seseorang yang di turunkan untuk memberikan pelajaran tersebut di sebut dengan Bawi Ayah.

Pertama kali Bawi Ayah ini turun ke bumu yaitu bertempat di bukit Tantan Samatuan, (Bukit Kaminting) di sanalah tempat asal Ranying Hatalla menurunkkan Manusia,yaitu tepat menurunkan raja Bunu pada zaman dahulu, jumlah mereka sebanyak 160 laki-laki dan 160 perempuan di tempat itulah mereka memberikan pelajaran kepada Raja Bunu, yang kedua mereka turun di Tumbang Habboon yaitu di batu Latah Antang, namun ajaran yang di beeriakan di tempat ini masih bellum matang. Sedangkan yang ketiga kalinya di turunkan di Tangkaben.

Pertama kali yang di tugaslkan untuk turun di Tangkaben itu adalah Ungkuh Jalayan, dia ini merupakan utusan dari Bawi Ayahtujuannya turun yaitu untuk memberi tahukan tentang kedatanagan Bawi Ayah dan menentukan tempat tinggal Bawi Ayah berupa Balai untuk tempat mengajarkan pengetahuan setela tempat tersebut di tentukan, Ungkuh Kelayan kembali keLawu Pantai Danun Sangiang, dengan tujuan kembalinya adlah mempersiapakan segala macamm keperluan . mereka membangaun Balai tersebut dengan 160 kamar begitu juga untuk laki-laki dan wanita, setelah semua siapa maka Ungkh Kelayanpun Naik ke dalam Bala tersebut untuk memberiatahuakn bahwa tugasnya telah di laksanakan, maka turunlahlah Bawi Ayah tersbut bersama Ungguh Kelayan\.kemudian mulailah mereka mengajar kepada orang-orang yang ada di tempat tersebut,, bagimana mebuat ketupat yang di ajarkan oleh Indu Sangumang, bagaimana mendiriikan rumah, bagimana membuat perahu, mengajar orang Balian, dan segala macam yang bersangkutan dengan keperluan hidup kehidupan manusia termasuk hukum adad dan tatacara melakuka ritual upacar tertentu.

Pada waktu pengajaran inilah Bawi Ayah membeeritahukan bahwa dari seluruh ajran inilah yang tepat untuk manusia memriksa pekerjannya dan abagaimana meminta petunjk dengan Ranying Hatalla yaitu dnegan melaksanakan upacara Manjah Antang.

Dari mitos inilah para suku Dayak meyakini bahwa laur dasar ayau asal usul ritual yang mereka kerjakan itu memang berasal dari ranying Hatalla, termasuk juag upara Manjah Antang ini. Keyakinan yang meraka anggap sebgai pondasi adalah peluru yang bakaln menjadi kenyataan dalam kehidupan eraka sehari-hari.

Proses Pelaksaan Ritual
Manjah Antang adalah salah satu upacar yang di lakukan oleh suku Dayak dengan tujuan untuk memberikan pertolongan yang beetujuan di masa depan, mulai dari hal yang paling terkecil hingga permmasalahan yang paling besar, di karenakan manjah antang adalah salah satu upacara, maka pasti ada proses berlangsungnya uappacra tersebut. Upacara Manjah Antang di pimppin oleh seorang Imam yang di katakan dengan sebutan Tukang Tawur.

Memang oarang Dayak sangat banyak orang yang bisa manauur tapi tidak seemua oraang yang bisa memanggin Antag, oarang yang mampu memanggil antang hnyalah oorang yang bisa berbahasa Tawur, tahu nama beras, tahu nama tanah, tahu nama Hatala dan tahu nama antang yang aan di panggil, keran jiika saja teersalah dalam memanggil nama antang maka antang akan tidak hadir, dan yang paling penting adalah tukang Tawur yang di yakini mampu memanggil Antang hanyalah keturunan para datu tawur sendiri yang paada jaman dahulu ahli dan mampu memangggil Antang.

Konon katanyaa bahwa walaupun seorang Tawur sudah mengetahuii nama Antang yang sebenaranya, namaun dia buak keturunan dari datok yang ahli dalam Antang, maka Antang tidak akan hadir ketika di adakannya uupacara tersebut, inilah sebabnya jadi di katakan bahwa tidak semua Tawur yang mampu memanggil Antang untuk hadir di saat upacara di laksanakan.

About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 DAYAK NEWS
Design by FBTemplates | BTT